Senin, 31 Agustus 2009

lukisan Michael Jackson pada saat umur 13 tahun, tentang perdamaian dunia..


Sejak usia remaja pun ternyata Michael Jackson sudah menyerukan pesan perdamaian pada penguasa saat itu, dimana ketika itu terjadi perang Vietnam yang memakan banyak korban dan melibatkan tentara Amerika, bahkan banyak wajib militer yang ikut serta dari sipil dalam perang tersebut. Lukisan protes jacko ini akan dimunculkan juga di salah satu halaman dari 400 halaman buku karir dan perjalanan hidup sang super star yang akan segera diterbitkan dalam waktu dekat ini. Sumber: The Telegraph

Fans Dunia Rayakan HUT Michael Jackson

NEW YORK - Sehari setelah Kantor Koroner Los Angeles mengumumkan kematian Michael Jackson karena pembunuhan, penggemar di seluruh dunia merayakan HUT ke-51 mendiang ikon musik pop itu. King of Pop Michael Jackson seharusnya merayakan ulang tahun Sabtu lalu (29/8), tetapi meninggal pada 25 Juni lalu.


Peringatan HUT Jackson berlangsung meriah di berbagai negara. Di New York, ribuan penggemar tak memedulikan hujan rintik-rintik. Mereka menghadiri pesta yang diorganisasi produser film Spike Lee.

Lee mengadakan acara besar-besaran di Prospect Park, Brooklyn, New York. DJ Spinna meramaikan pesta peringatan tersebut. Diperkirakan, tak kurang dari 10 ribu orang datang.Sejumlah video lagu-lagu hit Jackson ditampilkan di layar raksasa. Sejumlah penggemar pun menari dengan menirukan gaya Jackson. Sebagian lainnya menunggu giliran untuk menuliskan kenangan atas sang bintang di tembok khusus.

''Kami jatuh cinta lagi kepada Michael Jackson,'' kata Juliette Friedman, 32, yang datang dari Boston bersama seorang temannya. ''Ketika dia meninggal, kami kembali menemukan dia. Lagu-lagunya yang sebelumnya tidak kami ketahui. Musiknya benar-benar hebat,'' lanjutnya.

Dalam sebuah pernyataan Jumat lalu (28/8), Kantor Koroner Los Angeles menyatakan bahwa Jackson mengalami ''keracunan akut'' karena obat anestesi propofol. Obat itulah yang menjadi penyebab utama kematiannya. Selain itu, ditemukan lima jenis obat lain dalam sistem tubuhnya (Jawa Pos, 30/8).

Tetapi, para penggemar di berbagai lokasi di dunia lebih terfokus pada Jackson, lagu-lagunya, maupun pengaruhnya pada budaya pop dan musik. Ratusan orang memenuhi rumah kelahiran Jackson di Gary, Indiana, untuk merayakan HUT sang bintang.

''Jalan yang berada di Kota Gary ini kelak akan seperti Graceland,'' ujar Steven ''Bumpcasso'' Hill yang merujuk pada rumah terkenal milik mendiang bintang rock Elvis Presley di Kota Memphis, Tennessee.

Pedagang menjajakan gantungan kunci, DVD, dan T-shirt. Tembang-tembang hit milik Jackson tidak henti berkumandang dari pengeras suara. Seniman dan musikus lokal juga meramaikan panggung dengan acara nyala lilin.Semula, keluarga Jackson berencana memakamkan sang superstar pada hari ulang tahunnya. Tetapi, acara pemakaman lantas ditunda pada Kamis mendatang (3/9) di Forest Lawn Cemetery, Glendale, pinggiran Los Angeles.

Sejumlah bintang ternama Bollywood (Hollywood India) juga mengadakan acara musik dalam rangka menghormati Jackson. Sebuah video berjudul Make It Large, A Tribute to Michael Jackson ditayangkan. Video itu berisi pernyataan para aktor seperti Shahrukh Khan, Hrithik Roshan, Katrina Kaif, dan Priyanka Chopra.

Di Barcelona, Spanyol, sekitar 700 penggemar siap memecahkan rekor dengan dandanan ala zombi (mayat hidup). Mereka berpartisipasi dalam acara tarian masal yang mengangkat tarian populer Jackson pada 1982, Thriller. Rekor sebelumnya tercatat pada 19 April lalu di AS dengan diikuti 242 penari. Di Meksiko, tarian masal Thriller malah diikuti 15 ribu orang

Sementara itu Google juga memperingatinya dengan membuatkan logo baru.

sepeda dengan muatan super

langsung aja ya friend..




Mulai gila nih gan ....



Spoiler for nih sisanya :



Sejarah Suku Betawi

Suku Betawi berasal dari hasil kimpoi-kimpoi antaretnis dan bangsa di masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Apa yang disebut dengan orang atau suku Betawi sebenarnya terhitung pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Jawa, Arab, Bali, Sumbawa, Ambon, Melayu dan Tionghoa.



Sejarah


Diawali oleh orang Sunda (mayoritas), sebelum abad ke-16 dan masuk ke dalam Kerajaan Tarumanegara serta kemudian Pakuan Pajajaran. Selain orang Sunda, terdapat pula pedagang dan pelaut asing dari pesisir utara Jawa, dari berbagai pulau Indonesia Timur, dari Malaka di semenanjung Malaya, bahkan dari Tiongkok serta Gujarat di India.

Rumah Bugis di bagian utara Jl. Mangga Dua di daerah kampung Bugis yang dimulai pada tahun 1690. Pada awal abad ke 20 ini masih terdapat beberapa rumah seperti ini di daerah Kota. Hasil sensus tahun 1893 menunjukkan hilangnya sejumlah golongan etnis yang sebelumnya ada. Misalnya saja orang Arab dan Moor, orang Jawa dan Sunda, orang Sulawesi Selatan, orang Sumbawa, orang Ambon dan Banda, dan orang Melayu.

Suku Betawi

Pada tahun 1930, kategori orang Betawi yang sebelumnya tidak pernah ada justru muncul sebagai kategori baru dalam data sensus tahun tersebut. Jumlah orang Betawi sebanyak 778.953 jiwa dan menjadi mayoritas penduduk Batavia waktu itu. Dalam pergaulan sehari-hari, mereka lebih sering menyebut diri berdasarkan lokalitas tempat tinggal mereka, seperti orang Kemayoran, orang Senen, atau orang Rawabelong.

Pengakuan terhadap adanya orang Betawi sebagai sebuah kelompok etnis dan sebagai satuan sosial dan politik dalam lingkup yang lebih luas, yakni Hindia Belanda, baru muncul pada tahun 1923, saat Husni Thamrin, tokoh masyarakat Betawi mendirikan Perkoempoelan Kaoem Betawi. Baru pada waktu itu pula segenap orang Betawi sadar mereka merupakan sebuah golongan, yakni golongan orang Betawi.

Ada juga yang berpendapat bahwa orang Betawi tidak hanya mencakup masyarakat campuran dalam benteng Batavia yang dibangun oleh Belanda tapi juga mencakup penduduk di luar benteng tersebut yang disebut masyarakat proto Betawi. Penduduk lokal di luar benteng Batavia tersebut sudah menggunakan bahasa Melayu, yang umum digunakan di Sumatera, yang kemudian dijadikan sebagai bahasa nasional. Hal ini terjadi karena pada abad ke-6, kerajaan Sriwijaya menyerang pusat kerajaan Tarumanagara yang terletak di bagian utara Jakarta sehingga pengaruh bahasa Melayu sangat kuat disini.

Setelah kemerdekaan

Sejak akhir abad yang lalu dan khususnya setelah kemerdekaan (1945), Jakarta dibanjiri imigran dari seluruh Indonesia, sehingga orang Betawi — dalam arti apapun juga — tinggal sebagai minoritas. Pada tahun 1961, 'suku' Betawi mencakup kurang lebih 22,9 persen dari antara 2,9 juta penduduk Jakarta pada waktu itu. Mereka semakin terdesak ke pinggiran, bahkan ramai-ramai digusur dan tergusur ke luar Jakarta. Walaupun sebetulnya, ’suku’ Betawi tidaklah pernah tergusur atau digusur dari Jakarta, karena proses asimilasi dari berbagai suku yang ada di Indonesia hingga kini terus berlangsung dan melalui proses panjang itu pulalah ’suku’ Betawi hadir di bumi Nusantara.

Bahasa

Sifat campur-aduk dalam dialek Betawi adalah cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil perkimpoian berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain di Nusantara maupun kebudayaan asing.

Ada juga yang berpendapat bahwa suku bangsa yang mendiami daerah sekitar Batavia juga dikelompokkan sebagai suku Betawi awal (proto Betawi). Menurut sejarah, Kerajaan Tarumanagara, yang berpusat di Sundapura atau Sunda Kalapa, pernah diserang dan ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya dari Sumatera. Oleh karena itu, tidak heran kalau etnis Sunda di pelabuhan Sunda Kalapa, jauh sebelum Sumpah Pemuda, sudah menggunakan bahasa Melayu, yang umum digunakan di Sumatera, yang kemudian dijadikan sebagai bahasa nasional.

Karena perbedaan bahasa yang digunakan tersebut maka pada awal abad ke-20, Belanda menganggap orang yang tinggal di sekitar Batavia sebagai etnis yang berbeda dengan etnis Sunda dan menyebutnya sebagai etnis Betawi (kata turunan dari Batavia). Walau demikian, masih banyak nama daerah dan nama sungai yang masih tetap dipertahankan dalam bahasa Sunda seperti kata Ancol, Pancoran, Cilandak, Ciliwung, Cideng (yang berasal dari Cihideung dan kemudian berubah menjadi Cideung dan tearkhir menjadi Cideng), dan lain-lain yang masih sesuai dengan penamaan yang digambarkan dalam naskah kuno Bujangga Manik[1] yang saat ini disimpan di perpustakaan Bodleian, Oxford, Inggris.

Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia dialek Betawi.

Seni dan kebudayaan

Dalam bidang kesenian, misalnya, orang Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Tionghoa, tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab, Keroncong Tugu dengan latar belakang Portugis-Arab,dan Tanjidor yang berlatarbelakang ke-Belanda-an. Saat ini Suku Betawi terkenal dengan seni Lenong, Gambang Kromong, Rebana Tanjidor dan Keroncong.

Sifat campur-aduk dalam dialek Betawi adalah cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil perkimpoian berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain di Nusantara maupun kebudayaan asing. Dalam bidang kesenian, misalnya, orang Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Tiongkok, tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab, Keroncong Tugu dengan latar belakang Portugis-Arab,dan Tanjidor yang berlatarbelakang ke-Belanda-an.

Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa. Mereka adalah hasil kimpoi-kimpoi antaretnis dan bangsa di masa lalu.

Kepercayaan

Orang Betawi sebagian besar menganut agama Islam, tetapi yang menganut agama Kristen juga ada, namun hanya sedikit sekali. Diantara suku Betawi yang beragama Kristen, ada yang menyatakan bahwa mereka adalah keturunan campuran antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis. Hal ini wajar karena pada awal abad ke-16, Surawisesa, raja Sunda mengadakan perjanjian dengan Portugis yang membolehkan Portugis membangun benteng dan gudang di pelabuhan Sunda Kalapa sehingga terbentuk komunitas Portugis di Sunda Kalapa. Komunitas Portugis ini sekarang masih ada dan menetap didaerah Kampung Tugu Jakarta Utara.

Profesi

Di Jakarta, orang Betawi sebelum era pembangunan orde baru, terbagi atas beberapa profesi menurut lingkup wilayah (kampung) mereka masing-masing. Semisal di kampung Kemanggisan dan sekitaran Rawabelong banyak dijumpai para petani kembang (anggrek, kemboja jepang, dan lain-lain). Dan secara umum banyak menjadi guru, pengajar, dan pendidik semisal K.H. Djunaedi, K.H. Suit, dll. Profesi pedagang, pembatik juga banyak dilakoni oleh kaum betawi. Petani dan pekebun juga umum dilakoni oleh warga Kemanggisan.

Kampung yang sekarang lebih dikenal dengan Kuningan adalah tempat para peternak sapi perah. Kampung Kemandoran di mana tanah tidak sesubur Kemanggisan. Mandor, bek, jagoan silat banyak di jumpai disana semisal Ji'ih teman seperjuangan Pitung dari Rawabelong. Di kampung Paseban banyak warga adalah kaum pekerja kantoran sejak zaman Belanda dulu, meski kemampuan pencak silat mereka juga tidak diragukan. Guru, pengajar, ustadz, dan profesi pedagang eceran juga kerap dilakoni.

Warga Tebet aslinya adalah orang-orang Betawi gusuran Senayan, karena saat itu Ganefonya Bung Karno menyebabkan warga Betawi eksodus ke Tebet dan sekitarnya untuk "terpaksa" memuluskan pembuatan kompleks olahraga Gelora Bung Karno yang kita kenal sekarang ini. Karena asal-muasal bentukan etnis mereka adalah multikultur (orang Nusantara, Tionghoa, India, Arab, Belanda, Portugis, dan lain-lain)

Perilaku dan sifat

Asumsi kebanyakan orang tentang masyarakat Betawi ini jarang yang berhasil, baik dalam segi ekonomi, pendidikan, dan teknologi. Padahal tidak sedikit orang Betawi yang berhasil. Beberapa dari mereka adalah Muhammad Husni Thamrin, Benyamin Sueb, dan Fauzi Bowo yang menjadi Gubernur Jakarta saat ini .

Ada beberapa hal yang positif dari Betawi antara lain Jiwa sosial mereka sangat tinggi, walaupun terkadang dalam beberapa hal terlalu berlebih dan cenderung tendensius. orang betawi juga sangat menjaga nilai-nilai agama yang tercermin dari ajaran orangtua (terutama yang beragama islam), kepada anak-anaknya. Masyarakat betawi sangat menghargai pluralisme. hal ini terlihat dengan hubungan yang baik antara masyarakat betawi dan pendatang dari luar Jakarta.

Orang betawi sangat menghormati budaya yang mereka warisi. terbukti dari perilaku kebanyakan warga yang mesih memainkan lakon atau kebudayaan yang diwariskan dari masa ke masa seperti lenong, ondel-ondel, gambang kromong, dan lain-lain.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan sebagian besar masyarakat betawi masa kini agak terpinggirkan oleh modernisasi di lahan lahirnya sendiri (baca : Jakarta). namun tetap ada optimisme dari masyarakat betawi generasi mendatang yang justreu akan menopang modernisasi tersebut.


Tokoh" Betawi


Muhammad Husni Thamrin
Ismail Marzuki
Benyamin Sueb
mat solar